Catatan Kecil Tentang Rasa Syukur
Tuesday, May 10, 2016Rasanya tidak adil kalau dengan hidup yang sekarang, saya menuliskan justru tentang hal-hal yang isinya keluhan.
Walaupun memang, hidup tidak melulu tentang momen-momen bahagia yang selalu mengawang di udara.
Beberapa waktu lalu, saya sempat mengeluhkan karena tidak ada hal yang bisa saya kerjakan. Karena saya masih bisa nonton dvd dan scroll timeline social media, saya anggap diri saya ini kurang kerjaan.
Saya rasa harus ada hal lain yang menuntut saya untuk bertanggung jawab atas satu hal.
Padahal kalau dihitung, dalam satu hari saya bertanggung jawab atas 4 pekerjaan sekaligus walaupun keempatnya adalah pekerjaan yang jamnya betul-betul fleksibel.
Yang saya lupakan justru adalah tanggung jawab terhadap Binar.
Jadi, selama pekerjaan itu saya seringkali titip Binar ke orang rumah, titip dijaga dan diperhatikan saat saya sedang fokus kerja.
Padahal, semua yang saya kerjakan ini nantinya untuk kebahagiaan Binar juga.
Saya ingin dia tumbuh jadi anak yang sehat, bahagia dan... cukup.
Kami, orang tua Binar bukan lahir dari keluarga serba ada yang berlebih sehingga bisa mewujudkan apa saja yang nanti dia butuh, atau sekadar dia ingin. Kami harus bekerja keras dari sekarang untuk itu.
Jadi dalam setiap kerja keras itu doa kami adalah semoga keringat dari setiap waktu yang kami gunakan akan berganti dengan rejeki yang berkah, tidak apa tidak berlebih, tapi cukup.
Dari semua hal yang Tuhan kasih, lagi lagi yang saya lupakan adalah rasa syukur bahwa kami setidaknya jadi orang tua yang punya waktu untuk anak. Ada kalanya dalam 8 jam saya tidak pegang handphone sama sekali hanya untuk menemani Binar, ada juga hanya 15 menit untuk bermain bareng Binar tanpa check email yang berisi kerjaan.
Rasa syukur atas anak yang begitu pengertian dengan pekerjaaan orang tuanya, dan begitu banyaknya orang yang mempercayakan brand dan productnya melibatkan saya di dalamnya.
There's a lot more untuk disyukuri, Cha.
I know one day all these hard works would be paid off dengan melihat Binar tumbuh jadi anak yang sehat, bahagia dan merasa cukup.
Sederhana lah Nak, itu yang paling terlihat mudah namun butuh kesungguhan di dalamnya.
0 comments